ppt

ppt
Nahar Nurun Nafi'

Saturday, October 18, 2014

Beruntung

Pernahkah kau merasa menjadi makhluk yang paling beruntung? Maksudku coba pikirkan di planet dimana kita tinggal, sudah berapa tahun kita menikmati dunia ini, dan dengan apa kita melihat. Seperti yang sedang kau lakukan sekarang. Membaca dengan kedua bola matamu. Kita mungkin tidak pernah memikirkan bagaimana mekanisme suatu objek bisa terlihat oleh mata. Ada cahaya yang disaring oleh pupil kemudian bayangan jatu ke retina dan blabalabla… Mungkinkah hal itu direnungkan setiap kali melihat sesuatu? Okay kembali ke planet. Tahukah kamu bahwa Bumi kita adalah satu satunya planet yang cocok untuk hidup   suatu makhluk. Kenyataan bahwa tidak ditemukannya makhluk hidup baik di Bima Sakti  ataupun di galaksi lain tidak hanya menjadi bukti tambahan akan hebatnya bumi kita tapi juga sebagai pendorong agar kita mensyukuri segala keberuntungan yang kita dapatkan.
             Bicara tentang syukur ada jutaan cara mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah Swt. Salah satunya adalah membersihkan lantai yang mulanya terkena najis dari ayam yang buang hajat sembarangan. Tindakan semacam itu seolah adalah isyarat kepada Tuhan bahwa ini adalah ucapan terima kasihku Tuhan, Kau telah memberikan kedua mata ini untuk melihat sehingga aku bisa mengenali kotoran ditengah lantai yang riskan terinjak orang lewat. Sementara disana masih banyak orang orang yang kurang beruntung tidak bisa melihat.
            Ada hal lain selain mata, sebenarnya ini diluar kempuanku. Mata yang menangkap adanya hal ganjil ditengah lantai kemudian membawa pesan ke otak. Aku tidak berkuasa dalam kasus ini. Pikiranku otomatis mengatakan bahwa kotoran tersebut akan menjadi sesuatu yang berbahaya jika tidak segera dibuang. Otak setelah bekerja dan masih bekerja kemudian merumuskan sebuah cara bagaimana menghilangkan najis itu. Selang beberapa detik aku sadar ya Allah bahwa aku harus mencari sebuah gayung berisi air dan kertas kering. Aku kemudian menggunakan kakiku untuk berpindah tempat dan mempercepat proses menemukaan barang yang aku cari.
            Akhirnya setelah ketemu aku menggunakan kedua tanganku untuk mengambil kotorang dari lantai dengan kertas kering. Setelah selesai aku gosok-gosok dengan kertas kering sampai benar benar tak terlihat bekasnya. Kemudian aku membilasnya dengan air. Yang mulanya najis Nafsiyah menjadi najis Ainiyah dan tahap terakhir adalah pembilasan. lantai menjadi suci kembali.

            Tuhan terima kasih untuk mata ini, kaki ini, tangan ini, hidung ini, lidah ini, kesehatan ini, pikiran ini, dan hidup ini. Ucapan terima kasih kata orang-orang sudah terlalu klise, tenanglah itu hanya sebuah kata. Implementasinya tetap ada kok.